May Day: Buruh dan Kecukupan

Hari Buruh pada umumnya dirayakan pada tanggal 1 Mei dan dikenal dengan sebutan May Day. Hari buruh ditetapkan sebagai hari libur tahunan diawali dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh.

Buruh

Buruh atau pekerja (worker / laborer) atau tenaga kerja atau karyawan pada dasarnya didefinisikan sebagai manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan (baik berupa uang maupun bentuk lain) dari pengusaha atau majikan atau lebih ‘halus’ disebut pemberi kerja.

Pada dasarnya, buruh, pekerja, tenaga kerja maupun karyawan adalah sama. Namun dalam budaya Indonesia yang memiliki strata kata, “buruh” berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina, kasar. Sedangkan pekerja, tenaga kerja dan karyawan adalah sebutan untuk buruh yang lebih tinggi strata katanya, dan diberikan cenderung kepada buruh yang tidak memakai otot tetapi otak dalam melakukan pekerjaannya.

Pada intinya sebenarnya keempat kata ini sama mempunyai arti satu yaitu pekerja. hal ini terutama merujuk pada Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan, yang berlaku umum untuk seluruh pekerja maupun pengusaha di Indonesia.

Hari Buruh

Hari Buruh lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak buruh di era industrialisasi. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.

Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Awal perjuangan para buruh ini adalah untuk menuntut direduksinya jam kerja yang menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.

Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Kongres Federation of Organized Trades and Labor Unions tahun 1886 untuk, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru dimana perjuangan kelas pekerja mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada tahun 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.

Fenomena Demonstrasi

Saat ini peringatan Hari Buruh diperingati dengan berkumpulnya massa pada poin tertentu yang dapat membuat aksi yang dilakukan menjadi sorotan. Bahkan aksi yang dilakukan menjurus pada kegiatan demonstrasi. Dalam melakukan aksi tersebut hampir pasti yang menjadi sorotan adalah kenaikan gaji.

Bisa dibilang saat ini keadilan dan kenyamanan dalam bekerja harus dinilai dengan rupiah. Bukan menampik bahwa semua kebutuhan memiliki harga yg harus ditebus, namun dalam tuntutan yang ada berkesan demikian. Padahal dengan naiknya pemghasilan dalam daerah tententu yang signifikan akan menimbulkan adanya inflasi.

Aksi yang digelar telah difasilitasi dengan keputusan dimana tangga 1 Mei adalah hari libur nasional. Entah tujuan pastinya, pekerja yang libur seakan diwajibkan memilih bersama keluarga atau bersama teman sekerjanya. Bermain bersama anak atau berdemo seharian di Bundaran HI.

Bekerja dan Berdoa

Seringkali saya bertanya sendiri tentang apa yang terjadi besok dengan saya dan semua pekerjaan yang saya lakukan. Tidak ada kata lain selain lakukan saja.

Kita tak tahu apa yang terjadi esok, karena esok adalah misteri dan hari ini adalah pasti. Nikmati yang pasti karena kita tak tahu apa yang diputuskan pemilik semua pekerjaan ini. Berhenti itu pasti, namun dimana dan kapan berhenti tak pasti.

Udahlah, yang pasti saja. Entah pasti apa.

Leave a Reply