Keramaian permasalahan politik merambah media sosial. Tidak bisa dipungkiri karena ada pangsa pasar yaitu kaum milenial yang dalam peta politik belum tersentuh sosialisasi.
Dalam teori efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan, terdapat prinsip pareto. Apakah konsep ini juga dipakai dalam rangka ‘menggaet’ para milenial dalam politik?
Media yang Digunakan
Dalam platform media sosial yang digunakan ada 2 (dua) yang cukup ramai digunakan oleh para politisi, yaitu Twitter dan Instagram.
Dalam catatan kami ada beberapa akun politisi yang aktif. Kami bukan dibayar oleh keduanya, meskipun tidak menolak kalo memang bakal ada yg transfer. Haha.
Twitter. Beberapa akun politisi yang aktif di media mainstream ini. Dengan lini masa yang mendukung komunikasi yang sederhana dan platform yang cepat membuat Twitter sebagai media debat yang efektif.
Instagram. Dengan platform media berbasis gambar semua pemilik akun dapat membagikan berbagai perspektif yang mereka ingin bagikan dengan efektif melalui visual. Hal ini cukup membantu dalam hal daya tangkap manusia paling efektif tersampaikan melalui visual.
Yang terpenting adalah komunikasi yang efektif dalam hal intensitas dan luasnya wilayah yang dicapai. Namun apakah komunikasi yang dilakukan sudah optimal?
Prinsip Pareto
Prinsip Pareto (The Pareto principle) (juga dikenal sebagai aturan 80-20) menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Prinsip ini diajukkan oleh pemikir manajemen bisnis Joseph M.
Dengan kata lain, dalam hal politik untuk memberikan efek kepada pasar, dalam hal ini millenial, bisa menggunakan hal yang hampir menyita waktu mereka, yaitu media sosial. Namun ukuran berbasis teori ini perlu pengujian lebih mendalam.
Media Pilihan Millenial
Mengenai riset perihal media pilihan millenial ini banyak yang sudah melakukan. Namun apakah sudah ada yang melakukan riset mengenai pengambilan keputusan bidang politik?
Pilihan ini sebenarnya juga sangat dipengaruhi dengan minat masing-masing orang. Berbagai platform media sosial yang ada pun berkembang karena beragamnya kebutuhan dari penggunanya.
Contoh gampangnya adalah pilihan mendaftar platform karena ingin mengikuti trensetter tertentu. Misalkan saja Anda membaca Logika Gila dan mengikuti akun twitter kami.